Perkembangan Kebudayaan Islam di Pakistan



Kepada para pembaca diharapkan menggunakan blogger ini dengan bijak, dan jangan di copypaste dikarenakan akan dosa yang akan dibawa sampai mati.  semoga dalam kalian membaca bloger ini akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan menjadi orang yang suskes di kedua alam yaitu dunia dan akhirat, amin,amin,amin.


PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Islam sebagai agama rohmatan Lil’alamin yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw mengandung sebuah misi dakwah yang harus disebarkan kepada seluruh manusia. Ini terbukti dengan adanya sebuah peradaban dan sejarah yang cemerlang dimasa lalu. Kita dapat melihat bagaimana perjuangan Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya dalam melakukan ekspansi atau perluasan wilayah yang begitu hebat dalam penyebaran agama Islam, sehingga peradaban Islam dimasa lalu sangat maju dan pesat.[1]
Diantara perluasan wilayah yang pernah ditaklukan dan diislamisasikan oleh Islam adalah kawasan Asia Selatan, negara-negara yang termasuk kedalam kawasan ini adalah India, Pakistan, Banglades, Srilangka, dan Maladewa. Islam diperkenalkan diwilayah ini dalam bentuk sebuah peradaban yang telah berkembang yang diwarnai dengan budaya pertanian, perdagangan dan keagamaan yang terorganisir secara mapan. Islam bukan kekuatan pertama yang dapat menguasai kawasan ini, tetapi dengan masuk dan berkuasanya Islam di wilayah tersebut selama tiga abad lamanya, ternyata Islam mampu memberikan kontribusi bagi kebudayaan setempat. Karena wilayah ini terdiri dari berbagai macam ras, keturunan, dan golongan sehingga mengakibatkan wilayah ini mudah untuk dikuasai oleh kekuatan dari luar.[2]
B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Perkembangan Kebudayaan di Pakistan?
2.      BagaimanaPerkembangan Islam bidang Politik, Ekonomi, Hukum, dan Budaya?

PEMBAHASAN
1.        Perkembangan Kebudayaan Islam di Pakistan
Republik Islam Pakistan, dengan penduduk 1222,8 juta jiwa (perkiraan 1993), adalah bangsa muslim terbesar kedua di dunia. Meskipun mereka berasal dari lima kelompok etnis yang berbeda-beda seperti Punjab, Sindhi, Pathan, Baluch, dan Muhajir (imagran berbahasa Urdu dan India sebelum Perpecahan), mayoritas orang Pakistan (97 persen) adalah orang Muslim. Minoritas nonmuslim di Pakistan ada orang Kristen, Hindu, dan Persi. Di antara muslim, 10 sampai 15% adalah Syi’ah, yang mayoritas menganut mazhab Syi’ah Itsna ‘Asyariyah (Dua Belas Imam).[3]
Bahasa Urdu sebagai bahasa umum masyarakat Pakistan, merupakan bahasa baru yang lahir akibat akumulasi etnik dan percampuran bahasa baru yang lahir akibat akumulasi etnik dan percampuran berbagai pengaruh budaya dan bahasa, terutama Persia, Turki, India, dan Arab sejak abad ke-13 M di sekitar wilayah-wilayah Afghanistan, Pakistan, Bangladesh, dan India sekarang. Kesultanan Mughal,  tampaknya salah satu hegemoni politik yang paling bertanggung jawab pada kurun abad ke-16 M akan kepentingan pada bahasa Urdu, bahasa tersebut adalah sebagai manifestasi dari kekuatan sosial-budaya di India yang hendak mengindentifikasi diri, dan mencoba membedakan diri dari kekuatan Shafawiyah di Persia dan Usmaniyah di Anatolia Turki. Secara dinamis pengaruh sufisme tampaknya semakin mengkukuhkan posisi bahasa sebagai salah satu bahasa Islam, terutama dalam mengisi dan mengembangkan kelembutan cita rasanya dalam berbagai sastra yang dikembangkannya. Banyak sekali satra-satra Islam sufi yang dikembangkan dengan menggunakan bahasa Urdu, yang kesemuanya telah mencerminkan akan kualitas dan kepadatan secara filosofi dan alegoris dari bahasa ini.[4]
Dahulu, wilayah Pakistan saat ini merupakan situs dari kebudayaan kuno seperti budaya Neolitik, Mehgarh dan Peradaban Lembah Sungai Indus. Dan merupakan bagian dari sejarah Veda, Persia, Indo-Yunani, peradaban Islam, dinasti Turki-Mongol dan kebudayaan Sikh melalui berbagai invasi. Sebagai akibatnya, tempat ini memiliki berbagai peninggalan berbagai dinasti seperti dinasti Persia, Khalifah Ummayah, kekaisaran Maurya, kekaisaran Mongol, kesultanan Mughal, kesultanan Sikh dan terakhir Imperialisme Inggris. Pakistan memperoleh kemerdekannya dari Imperialisme Inggris pada tahun 1947 setelah gerakan kemerdekaan yang dipimpin oleh Mohammad Ali Jinnah yang menginginkan negara merdeka dari bagian barat dan timur Kemaharajaan Britania Raya yang didominasi oleh Islam. Setelah mengadopsi konstitusi baru pada tahun 1956, Pakistan secara resmi menjadi negara Republik Islam. Pada tahun 1971, sebuah perang sipil terjadi di negara bagian Pakistan Timur yang akhirnya membuat negara bagian tersebut berpisah menjadi negara baru bernama Bangladesh.[5]
Setelah Pakistan memisahkan diri dari India, dakwah terus berlangsung. Adapun yang menjadi permasalahan dakwah disana adalah upaya menciptakan hubungan yang harmonis antara agama dan negara. Pakistan didirikan bedasarkan gagasan bahwa umat muslim di India telah membentuk sebuah bangsa dan berhak atas tanah air teritorial mereka sendiri. Elite politik memandang Islam sebagai indetitas suatu kelompok, politik, dan indentitas nasional yang mengosongkan kandungan keagamaannya. Sebaliknya, sebagian besar penduduk yang dipimpin mengharapkan sebuah negara dimana undang-undang dasarnya bedasarkan syariat Islam.[6]
Pakistan mempunyai berbagai wilayah yang terdiri dari wilayah Sind, Baluchistan, provinsi perbatasan Barat Laut, dan sebagian wilayah Punjab dan Bengal-terdiri dari masyarakat yang belum pernah membentuk sebuah bangsa dan mereka yang terdiri dari 80 juta penduduk yang tinggal di dua wilayah besar yang terpisah sekitar seribu mile dari India. Sekitar 50.000.000 muslim bertahan tinggal di India. Di wilayah Pakistan bagian barat, lebih separuh penduduknya adalah orang Punjab, tetapi sekitar 20% orang Sindh, 13% orang Pathan, dan sekitar 3 sampai 4% orang Baluchis. Bengal benar-benar merupakan sebuah bangsa di dalam bangsa. Bagian barat merupakan wilayah yang tidak memiliki infrastruktur industri; sementara wilayah bagian timur, yang terhalang oleh Calcutta, memiliki pelabuhan besar dan merupakan pusat produksi goni dan produksi pertanian lainnya.[7]
Problematika utama yang dihadapi di Pakistan adalah menciptakan sebuah identitas nasional yang serasi dengan realitas perbatasan wilayah politik yang baru dan menciptakan sebuah rezim yang diakui oleh penduduknya. Semenjak pendirian negara tersebut dakwah Islam mampu mengatasi permasalahan mengenai bentuk Islam yang harus dikembangkan. Di Pakistan terdapat sejumlah konstitusi, sejumlah pemerintah  sipil, dan sejumlah rezim militer.[8]
Corak Islam pada masa pemerintahan Pakistan dapat dilihat rumusan konstitusinya, presiden pertama Pakistan adalah Muhammad Ali Jinnah. Tahun 1958 Muhammad Ayyub Khan menjadi pemimpin Pakistan melalui kudeta. Usaha Ayyub Khan dalam mendefinisikan identitas Islam Pakistan ditentang oleh ulama tradisional. Bagi Ayyub, reaksi ulama tersebut menunjukkan bahwa  ulama belum siap menghadapi modernitas.[9]
Konstitusi 1956 diamandemen dengan perubahan : (a). pembebasan Islam dari tahayul dan memajukannya melalui pengembangan ilmu pengetahuan, dan (b). membentuk Dewan Penasehat Idiologi Islam (Lembaga Penelitian Islam). Kebijakan ini ditentang oleh ulama tradisional.[10]
Pengganti Ayyub Khan adalah Zulfikar Ali Butho, politikus sekuler yang memiliki kecenderungan sosialis, namun secara progresif ia membantu islamisasi sistem politik, sosial dan ekonomi. Kebijakannya diarahkan pada pembaruan sosial-ekonomi melalui nasionalisasi dan reformasi di bidang hukum. Butho berusaha untuk memadukan sosialisme dengan prinsip egalitarianisme dan keadilan sosial dalam Islam. Pada masa pemerintahannya juga dibentuk konstitusi 1973, namun isinya tidak jauh berbeda dengan konstitusi 1962. Usaha Butho yang lain adalah menjalin hubungan dengan negara-negara Arab dan dunia Islam.[11]

1.        Perkembangan Islam bidang Politik, Ekonomi, Hukum, dan Budaya
Kebangkitan Islam di Pakistan pada tahun-tahun terakhir, terlihat dalam berbagai bidang yaitu sebagai berikut;
a)      Dibidang politik, partai-partai Islam dan pemerintahan telah menolak model legitimasi demokrasi parlementer barat dan malah berusaha memperkenalkan suatu sistem politik yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam. Satu upaya yang demikian adalah referendum nasional, yang berusaha mencari mandat bagi islamisasi yang lebih jauh, sudah tersimpul di dalamnya, perluasan masa jabatan presiden menjadi lima tahun, bersama-sama dengan pemilihan non partai untuk dewan nasional dan propinsi.
b)      Dalam bidang ekonomi, kebangkitan Islam mengungkapkan diri dalam tindakan-tindakan seperti kewajiban mengumpulkan zakat dan pajak, memperkenalkan bank dan sistem investasi bebas bunga, batasan-batasan hukum atas pungutan-pungutan kekayaan pribadi, denasionalisasi bisnis-bisnis tertentu dan perusahaan-perusahaan industri.
c)      Dalam bidang hukum, kebangkitan berarti memperkenalkan hukum pidana Islam dan hukum pembuktian Islam. Aturan-aturan selanjutnya telah dilengkapi untuk mendirikan Pengadilan Syari’ah Federal juga Pengadilan Qodi untuk menyelesaikan kasus-kasus kriminal dan sipil berdasarkan hukum Islam.
d)     Dalam bidang budaya, termasuk dalam larangan klub-klub dansa, pengenaan moralitas seksual yang ketat, kepatuhan kepada standar-standar moral Islam dalam memproduksi serta menayangkan program-program televisi, revisi buku-buku teks sekolah dan perguruan tinggi untuk mengungkapkan kebiasaan Islam, alokasi yang meningkat untuk pengajaran bahasa Arab dan Islam, pendirian Universitas Islam Internasional di Islamabad, menyatakan hari jum’at sebagai hari libur resmi menggantikan hari minggu, menetapkan jam-jam istirahat untuk mengerjakan sholat selama jam-jam kerja dikantor-kantor pemerintahan dan swasta, menekankan bahasa urdu dan busana nasional dikantor-kantor pemerintahan dan pengungkapan keengganan moral terhadap budaya barat.[12]
Kebudayaan di Pakistan sangat unik dalam hal nilai-nilai sosial dan etika. Budaya ini berkisar pada agama Islam yang mengajarkan kesetaraan di antara setiap manusia yang ada di bumi ini. Pakistan mempunyai budaya yang sangat beragam. Budaya Pakistan terdiri dari budaya yang berbeda mulai dari Punjab dan Sindhi dengan budaya suku provinsi Pakistan timur. Sekarang ini budaya sudah sangat dipengaruhi oleh budaya sekitarnya India Asia Tengah dan Timur Tengah bersama dengan tempat-tempat lain.
Globalisasi budaya Pakistan sebagian besar dipengaruhi oleh masyarakat Barat. Pakaian tradisional shalwar kamiz kami yang sebagian besar berbelok ke kemeja dan celana panjang. Pengaruh utama adalah karena fakta bahwa banyak yang tinggal di luar negeri Pakistan dan mereka datang kembali dengan perubahan ini. Banyak restoran dari negara lain telah memulai bisnis di Pakistan dan membuat bisnis banyak di sini. Media telah memainkan peran yang luas dalam membawa perubahan ini. Ada banyak saluran dari berbagai negara yang bisa kita lihat sampai sekarang.[13]





PENUTUP
Simpulan
Pakistan mempunyai berbagai wilayah yang terdiri dari wilayah Sind, Baluchistan, provinsi perbatasan Barat Laut, dan sebagian wilayah Punjab dan Bengal-terdiri dari masyarakat yang belum pernah membentuk sebuah bangsa dan mereka yang terdiri dari 80 juta penduduk yang tinggal di dua wilayah besar yang terpisah sekitar seribu mile dari India. Sekitar 50.000.000 muslim bertahan tinggal di India.
Corak Islam pada masa pemerintahan Pakistan dapat dilihat rumusan konstitusinya, presiden pertama Pakistan adalah Muhammad Ali Jinnah. Tahun 1958 Muhammad Ayyub Khan menjadi pemimpin Pakistan melalui kudeta. Usaha Ayyub Khan dalam mendefinisikan identitas Islam Pakistan ditentang oleh ulama tradisional.
Pengganti Ayyub Khan adalah Zulfikar Ali Butho, politikus sekuler yang memiliki kecenderungan sosilais, namun scara progresif ia membantu islamisasi sistem politk, soisla dan ekonomi.








DAFTAR PUSTAKA

Munir, Samsul. Sejarah Dakwah. Jakarta: Amzah, 2014.
Otoman. Sejarah Peradaban Islam Kawasan Asia Selatan. Palembang: NoerFikri, 2016.
Thohir, Ajid. Studi kawasan Dunia Islam : Perspektiff Etno-Linguistik dan Geo-Politik. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Website
Sukarno, “Sejarah Perkembangan Islamv di Pakistan”, diakses pada tanggal 3 November 2016 dari http://suka rnosanginspirator.blogspot.co.id/ 2016/07/s ejarah-perkembangan-islam-di pakistan,html.
Khabibah, “Makalah Negara Pakistan” diakses pada tanggal 3 November 2016 dari  http://khabibahsucimaulidiyah.blogspot.co.id/2014/06/makalah-negara-pakis tan.html.
Agun74alqabas, “Peradaban Islam di Asia Selatan”, diakses pada tanggal 3 November 2016 dari https://aagun74alqabas.wordpress.com/2011/05/08/perada ban-islam-di-asia-selatan/#_ftn1.


[1]Agun74alqabas, “Peradaban Islam di Asia Selatan”, diakses pada tanggal 3 November 2016 dari https://aagun74alqabas.wordpress.com/2011/05/08/peradaban-islam-di-asia-selatan/#_ftn1.
[2]Agun74alqabas, “Peradaban Islam di Asia Selatan”, diakses pada tanggal 3 November 2016 dari https://aagun74alqabas.wordpress.com/2011/05/08/peradaban-islam-di-asia-selatan/#_ftn1.
         [3]Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam : Perspektiff Etno-Linguistik dan Geo-Politik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 211-212.        
         [4]Ibid., h.212
[5]Khabibah, “Makalah Negara Pakistan” diakses pada tanggal 3 November 2016 dari  http://khabibahsucimaulidiyah.blogspot.co.id/2014/06/makalah-negara-pakistan.html.
         [6]Samsul Munir, Sejarah Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2014), h. 163.
         [7]Otoman, Sejarah Peradaban Islam Kawasan Asia Selatan, (Palembang: NoerFikri, 2016), h. 129.
         [8]Samsul Munir, Sejarah Dakwah, h. 163.
[9]Ibid., h. 164.
[10]Sukarno, “Sejarah Perkembangan Islam di Pakistan”, diakses pada tanggal 3 November 2016 dari http://sukarnosanginspirator.blogspot.co.id/2016/07/sejarah-perkembanganislam dipakistan.html.
       [11]Samsul Munir, Sejarah Dakwah, h. 164.
      [12]Sukarno, “Sejarah Perkembangan Islamv di Pakistan”, diakses pada tanggal 3 November 2016 dari http://sukarnosanginspirator.blogspot.co.id/2016/07/sejarah-perkembangan-islam-di pakistan,
html.
[13]Khabibah, “Makalah Negara Pakistan” diakses pada tanggal 3 November 2016 dari  http://khabibahsucimaulidiyah.blogspot.co.id/2014/06/makalah-negara-pakistan.html.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Historiografi

Makalah Masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib