Pemikiran Kemalisme dan Ba'athisme
MAKALAH
Kemalisme dan Ba'atisme
Disusun oleh :
Achmad Fathoni
PENDAHULUAN
Kemalisme dalam bahsa Turki yaitu Kemalizm dikenal dengan sebutan Atatürkisme atau enam anak panah yang enam anak panah tersebut ialah ideologi pendirian Republik Turki. Dalam Kemalisme Mustafa Kemal Ataturk mendefinisikan reformasi pembersihan politik, social dan agama. Corak dalam pemikiran pembaharuan dalam Turki terdapat 3 corak diantarnya yaitu nasionalisme, sekularisme dan westernisme.
Di dalam idiologi yang dibangun oleh Mustafa Kemal Ataturk yang biasa dikenal dengan kata “Kemalisme”, yang mana dalam idiologi Mustafa Kemal Ataturk memiliki 6 ajaran antar lain Republikanisme, Nasionalisme, Sekularisme, Popular sovereignty atauPopulisme, Etatisme, Revolusionisme.
Sedangkan untuk Ba’athisme, dimana Ba’athisme ini didirikan oleh militan Ihya pada masa pimpinan dua orang guru Damaskus yaitu Michel Aflaq dan Salahuddin Baithar, serta filusuf Zaki al-Arsuzi dari Antiokia sekitar tahun 1940-an. Partai yang tergolong dalam ba’ath memiliki fungsi sebagai partai pan-Arab dengan cabang di Negara Arab, namun sayangnya pada tahun 1996 partai yang tergolong didalam ba’ath terpecah menjadi 2 bagian diantaranya syiria dan irak.
PEMBAHASAN
Pengertian Kemalisme
Kemalisme (bahasa Turki: Kemalizm), yang dikenal dengan sebutan Atatürkisme atau enam anak panah adalah ideologi pendirian Republik Turki. Kemalisme seperti yang diimplementasikan oleh Mustafa Kemal Ataturk, yang didefinisikan dengan reformasi pembersihan politik, sosial, budaya dan agama yang dirancang untuk memisahkan negara Turki baru dari pendahulu Utsmaniyah-nya dan menerapkan cara hidup yang di westernisasikan, termasuk pendirian demokrasi, kesetaraan sipil dan politik untuk wanita, sekulerisme, dukungan negara terhadap ilmu pengetahuan dan pendidikan bebas, yang beberapa diantaranya pertama kali diperkenalkan ke Turki pada masa kepresidenan Ataturk dalam reformasi-reformasinya.
Pemikiran dan Prinsip Kemalisme di Turki
Adapun prinsip pemikiran pembaharuan Turki yang kemudian menjadi corak ideologinya terdiri dari tiga unsur, yakni : nasionalisme, sekularisme dan westernisme.
Pertama, unsur nasionalisme dalam pemikiran Mustafa Kemal diilhami oleh Ziya Gokalp (1875-1924) yang meresmikan kultur rakyat Turki dan menyerukan reformasi Islam untuk menjadikan Islam sebagai ekspresi dari etos Turki. Dalam koridor pemahaman Mustafa Kemal, Islam yang berkembang di Turki adalah Islam yang telah dipribumikan ke dalam budaya Turki. Oleh karenanya, ia berkeyakinan bahwa Islam pun dapat diselaraskan dengan dunia modern. Turut campurnya Islam dalam segala lapangan kehidupan akan membawa kemunduran pada bangsa dan agama. Atas dasar itu, agama harus dipisahkan dari negara. Islam tidak perlu menghalangi adopsi Turki sepenuhnya terhadap peradaban Barat, karena peradaban Barat bukanlah Kristen keseluruhan. Dari prinsip nasionalisme ini juga Kemal ingin agar bangsa turki modern mempunyai kebanggaan dengan nasionalitasnya. Padatahun 1931 M, ia memerintahkan agar menggantikan azan dari bahasa Arab kedalam bahasa Turki sebagai wujud nasionalisme tersebut. Ia juga memerintahkan menggantikan penerjemahan Al-Quran kedalam bahasa Turki. Khutbah jumat harus menggunakan bahasa Turki .Pendek kata, Kemal menginginkan pemahaman dan pengalaman Islam oleh rakyat Turki sesuai dengan identitas keturkian dan tidak terikat pada peradaban Arab.
Kedua, unsur sekularisme. Unsur ini sebenarnya adalah implikasi dari pemahaman westernisme Mustafa Kemal. Pada prinsip ini, salah seorang pengikut setia Mustafa Kemal, Ahmed Agouglu menyatakan bahwa indikasi ketinggian suatu peradaban terletak pada keseluruhannya, bukan secara parsial. Peradaban Barat dapat mengalahkan peradaban-peradaban lain, bukan hanya karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya, tetapi karena keseluruhan unsur-unsurnya. Peperangan antara Timur dan Barat adalah peperangan antara dua peradaban, yakni peradaban Islam dan peradaban Barat. Di dalam peradaban Islam, agama mencakup segala-galanya mulai dari pakaian dan perkakas rumah sampai ke sekolah dan institusi. Turut campurnya Islam dalam segala lapangan kehidupan membawa kepada mundurnya Islam, dan di Barat sebaliknya sekularisasilah yang menimbulkan peradaban yang tinggi itu. Jika ingin terus mempunyai wujud rakyat Turki harus mengadakan sekularisasi terhadap pandangan keagamaan, hubungan sosial dan hukum. Menurut versi Mustafa kemal, sekularisme bukan saja memisahkan masalah bernegara (legislatif, eksekutif dan yudikatif) dari pengaruh agama melainkan juga membatasi peranan agama dalam kehidupan orang Turki sebagai satu bangsa. Sekularisme ini adalah lebih merupakan antagonisme terhadap hampir segala apa yang berlaku di masa Usmani.
Menurut Harun Nasution, sekularisasi yang dilakukan oleh Kemal tidak sampai menhilangkan agama. Sekularisasinya berpusat pada kekuasaan golongan ulama dalam soal Negara dan dalam soal politik. Oleh karena itu pembentukan partai yang berdasarkan agama dilarang, seperti partai Islam, partai Kristen, dan sebagainya.
Ketiga, unsur westernisme. Dalam unsur ini, Mustafa Kemal berpendapat bahwa Turki harus berorientasi ke Barat. Ia melihat bahwa dengan meniru Barat negara Turki akan maju. Unsur westernisme dalam prinsip pemikiran Mustafa Kemal mendapat momennya ketika dalam salah satu pidatonya ia mengatakan bahwa kelanjutan hidup suatu masyarakat di dunia peradaban modern menghendaki perobahan dalam diri sendiri. Di zaman yang dalamnya ilmu pengetahuan mampu membawa perobahan secara terus-menerus, maka bangsa yang berpegang teguh pada pemikiran dan tradisi yang tua lagi usang tidak akan dapat mempertahankan wujudnya. Masyarakat Turki harus dirubah menjadi masyarakat yang mempunyai peradaban Barat, dan segala kegiatan reaksioner harus dihancurkan. Dari ketiga prinsip di atas kemudian melahrikan sebuah ideology kemalisme yang terdiri atas republikanisme, nasionalisme, sekularisme, populisme, etatisme, revolusionisme.
Ideologi yang dibangun oleh Mustafa Kemal Atarturk yang sering kita kenal dengan nama ”Kemalisme” memiliki enam ajaran, yakni : Republikanisme, yaitu kekuasaan berada di tangan Negara dan dilaksanakan melalui Grand National Assembly; Nasionalisme, yaitu semangat Pan-Ottomanisme, Pan-Turki, Pan-Islam dan internasionalismelainnya harus dimusnahkan; Sekularisme, yaitu memisahkan agama dari persoalan temporer, seperti pendidikan. Sekularisme ini juga dapatdiinterpretasikan bukan saja sebagai pemisahan agama dan negara, tetapi juga penyingkiran agama dari kehidupan publik dan ditegakannya pengawasan negara atas institusi-institusi agama.
Popular sovereignty atau Populisme, yaitu menekankan kewajiban bersama antara Negara dan individu serta menegaskan kembali kesetaraan formal lewat segala hal seperti penghapusan gelar beyataupasya; Etatisme,yaitu adanya campur tangan aktif pihak pemerintahan dalam aktivitas ekonomi Negara; dan Revolusionisme, yaitu hasil perpaduan segala jiwa reformasi dari Mustafa Kemal Pasya (Attartuk). Revolusionisme juga adalah prinsip modernisasi atas yang menganut berbagai paham yang masih tradisional. Semua yang menganut system tradisional harus berlangsung secara modern, sehingga tidak boleh kembali ke paham tradisonal. Prinsip ini menyokong perubahan sosial menuju masyarakat modern.
Tujuan Kemalisme
Tujuan utama turki kemalis adalah pengembangan ekonomi dan modernisasi budaya. Pada tahun 1920 rezim kemalis mendapat sponsorsif Negara untuk pengembangan ekonomi . Kebijakan paling penting rezim Kemalis adalah revolusi budaya. Mustafa Kemal berupaya membawa masyarakat kedalam kerangka ideology dan budaya rezim Republik, memecah persentuhan mereka dengan Islam, dan mengikat mereka dengan gaya hidup sekuler dan Barat. Rezim baru ini menghapus institusi yang dibuat untuk Islam.
Bagian dari perubahan ini adalah transformasi status wanita.Pihak nasionalis sekuler membuat permasalahan wanita sebagai perhatian penting. Dasar pijakan tindakan ini adalah teori Ziya Gokaip. Ia berteori bahwa persamaan wanita adalahpenting bagi pengembangan sebuah masyarakat turki modern. Ia menganjurkan persamaan dalam pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan keluarga member wanita hak sama dalam perceraian dan pewarisan.
Mustafa Kemal pasha hanya menjalankan modernisasi Turki dengan tangan besi. Orang-orang yang menentang kebijakasaannya disingkirkan. Dalam beberapa puluhan tahun sajaTurki sudah mencapai kemajuan yang luar biasa. Modernisasi yang dilakukan Mustafa Kemal pasha antara lain ; Turki menggunakan UUD baru yang menetapkan bahwa ekonomi Negara berdasarkan statisme artinya perusahaan- perusahaan partikulir boleh berdiri, tetapi dipimpin oleh Negara. Perkawinan sipil diharuskan dan melarang poligami serta kesetaraan gender Abjad arab diganti dengan Latin serta hari Minggu menjadi hari libur umum. Setiap orang diharuskan mempunyai nama keluarga Ankara dijadikan ibukotaTurki dan dibangun secara modern Angkatan perang di perkuat rencana pembangunan lima tahun yang minitik beratkan pada perindustrian dan pertanian.
Pengertian Ba’athisme
Ba’ats Sosialis Arab (Hizb al-Ba’ats al-Arabi al-Isytirak) didirikan pada awal 1940-an oleh gerakan militan Ihya al-Arabi, yang dipimpin oleh dua orang guru Damaskus, Michel Aflaq dan Salahuddin Baithar, serta filusuf Zaki al-Arsuzi dari Antiokia. Pada kongres pertamanya di Damaskus pada April 1947, partai Ba’ath memberlakukan Dusthur (konstitusi) sebagai teks fundamental. Ba'ath juga dieja Ba'ts atau Ba’ath dan berarti "kelahiran kembali", "kebangkitan", "restorasi", atau "renaisans" (reddyah). Lantas dari sinilah Pan Arabisme muncul salah satunya Baath. Partai Ba’ath sendiri merupakan partai yang mengusung ideologi Ba’ath’isme, yang berintikan nilai-nilai Nasionalisme dan Sosialisme Arab, atau bisa dikatakan pula ideologi sosialisme ‘khas’ Arab motto partai ini adalah Wahdah, Hurriyah, Ishtirrakiyah berarti “Persatuan, Kebebasan, Sosialisme”, Persatuan berarti persatuan pan-Arab.
Ba’ath terdiri dari beberapa partai politik yang mewakili sisi politik gerakan Ba'ath. Pada awalnya Partai Ba'ath berfungsi sebagai partai pan-Arab dengan cabang di beberapa negara Arab. Pada tahun 1996 partai ini terpecah dua, satu cabang berbasis di Suriah dan satu lagi di Irak. Kedua partai Ba'ath ini memiliki struktur yang paralel di dunia Arab.
Gerakan pan-Arab ini dipelopori oleh Amir Chetib Arsian preseden ketua Universitas di Beirut, beliau menyatakan bahwasanya persatuan dari semua bangsa arab untuk mencapai kemerdekaan bangsanya. Yang mana amir chetib adalah seorang yang memperjaungkan kemerdekaan syiria, libanon, palestina sebagai Negara-negara arab di PBB. Partai Ba'ath mulai memegang kuasa di Suriah pada tanggal 8 Maret1963 dan tetap berpengaruh sampai sekarang; Ba'athis memegang kuasa di Irak sejak Februari 1968 sampai 2003. Setelah penyingkiran de facto pemimpin Ba’ath Saddam Hussein pada perang Irak 2003, pemerintahan yang menduduki Irak melarang Partai Ba'ath pada Juni 2003.
Pengaruh Partai Ba’ath di Syiria
Syria adalah Negara Republik, menurut konstitusi 1973 menyebut “Negara demokrasi rakyat sosialis”, kekuasaan legislatif di negeri ini dipegang oleh dewan rakyat, yang anggota-anggotanya terdiri dari 195 orang, yang dipilih untuk masa bakti 4 (empat) tahun oleh semua warga negara yang berusia 18 tahun keatas. Kepala Negara adalah presiden, presiden yang dipilih oleh para anggota partai yang menguasai mayoritas kursi dalam dewan rakyat, presiden mempunyai masa bakti 7 (tujuh), ia juga memegang kekuasaan tertinggi atas pemerintahan yang dijalankan oleh sebuah cabinet dibawah pimpiman perdana menteri. Presiden juga memimpin partai ba’ath yang mengontrol perpolitikan Syria, Rezim Ba’ath sangat menguasai ekonomi, control pemerintah juga diberlakukan terhadap beberapa perkumpulan, usaha, universitas, juga tugas-tugas sipil, pertanian diterbitkan negara. Sejumlah undang-undang dikeluarkan untuk membatasi pemilikan tanah, program ini cukup berjalan dalam pengambilalihan pertanahan elite dari tuan tanah. Dalam pengaruh yang dilakukan partai ba’ath, kooptasi militer membawa partai ba’ath menjadi kuat pada tahun 1963, saat yang menentukan dalam sejarah Syria. Batas-batas wilayah daratan terbentuk, kekayaan terbagi secara nasional dan mengurangi kekuatan pusat dalam menentutkan tingkat putusan kebijakan dan membangun kebijakan tradisional.
PENUTUP
Dalam kemalisme yang di pimpin oleh Mustafa Kemal Ataturk bahwsanya beliau sangat berperan penting didalam idiologinya mendefinisikan reformasi pembersihan politik, social dan agama, dimana dikenal dengan sebutan enam anak panah. Mustafa Kemal memiliki prinsip dalam pembaharuan di Turki, tidak hanya itu Mustafa Kemal pun membangun idiologinya dengan 6 ajarannya.
Pada Ba’athisme terdapat partai yang mengusung idiologi Ba’atihisme , yang berintikan nilai-nilai Nasionalisme dan Sosialisme Arab, atau bisa dikatakan pula ideologi sosialisme ‘khas’ Arab motto partai ini adalah Wahdah, Hurriyah, Ishtirrakiyah berarti “Persatuan, Kebebasan, Sosialisme”, Persatuan berarti persatuan pan-Arab.
DAFTAR PUSTAKA
BUKUIqbal Muhammad, Nasution Amin Husein, 2010. PemikiranPolitik Islam (Dari Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer), Jakarta: Kencana.
Nasution Harun, 2003. Pembaharuan dalam Islam, Jakarta: PT Bulan Bintang.
Susunan Pengelola Jurnal Tamaddun Iain Raden Fatah Palembang, 2011. Tamaddun (Jurnal Sastra dan Kebudayaan Islam), Palembang: Fakultas Adab Iain Raden Fatah Palembang.
Hamid H. Abdul, Yaya, Pemikiran Modern Dalam Islam Bandung: PustakaSetia.
Thohir Ajid, 2011. Studi Kawasan Dunia Islam, Jakarta: Rajawali Pers.
Noor Yusliani, 2014. Sejarah Timur Tengah (Asia Barat Daya), Yogyakarta: Ombak.
INTERNET
https://id.wikipedia.org/wiki/Kemalisme, diakses pada tanggal 22/4/2016.
http://danangnurcahyadi.blogspot.co.id/2010/12/mustafa-kemal-attaturk.html, diakses pada tanggal23/4/2016.
Indri Yulianti, Sejarah Perkembangan Pemerintahan Partai Ba’th di Syria, http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3078/1/103137INDRI%20YULIANTIFAH.PDF,diakses pada tanggal 20/4/2016, pukul 12:45
https://www.islampos.com/sejarah-kelam-partai-baath-di-suriah-79085/, diakses pada tanggal 3/27/2016, pukul. 12:30
https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Ba’ath, diakses pada tanggal 3/27/2016, pukul. 12:30
Komentar
Posting Komentar