Perkembangan Awal Islam di Cina Tahun (618-709)
MATA KULIAH SPI ASIA TIMUR KELOMPOK 1
Perkembangan Awal Islam di Cina Tahun (618-709)
Dosen Pembimbing: Dr. Nour Huda, M.A.
Di susun Oleh: Achmad Fathoni dan Meri Maharani
Perkembangan Awal Islam di Cina Tahun (618-709)
Dosen Pembimbing: Dr. Nour Huda, M.A.
Di susun Oleh: Achmad Fathoni dan Meri Maharani
Negeri China Yang disebut sebagai “Zhong Guo” dalam Bahasa Mandarin, maknanya adalah Negara Tengah. Kalau memperhatikan peta dunia, akan didapati bahwa secara geografis negara China terletak di tengah-tengah dunia. China merupakan sebuah negara yang sangat besar; bahagian negeri China ke timur sampai ke Kuala Heilong Jiang dan sungai-sunagi Wusuli, dan ke barat sampai ke daratan Pamirs dengan jarak sejauh 5.000 km.
Nama Cina tidak berasal dari orang-orang Cina, tetapi berasal dari luar atau Barat. Cina berasal dari kata “Ch’in” atau “Tsjin”, yaitu nama suatu dinasti yang pernah memerintah di Cina pada abad 3 SM (221-207). Sedangkan orang Cina sendiri menyebut Cina dengan nama “Tiongkok”, nama “Tiongkok” diturunkan dari kata “Chung Kuo/Chung Kuok” atau “The Middle Kingdom” yang berarti “negara tengah”, negara yang menjadi pusatnya dunia. Orang-orang Cina sendiri sering merasa bangga kalau disebut sebagai “orang han” (Man OF Han) atau “orang Tang” (Man of Tang). Hubungan antara orang-orang Arab dan Cina/Tiongkok telah ada semenjak kekuasaan Dinasti Sui. Dari Bagdad dan daerah-daerah lainnya mereka membawa mutiara, batu-batu ambar dan lain-lain.
Pembahasan
Kedatangan Islam Di Cina
Tentang permulaan iktiar memperkenalkan Islam di Tiongkok, maka di dalam hal itu, terdapat beberapa penanggal yang saling berbedaan. Tetapi catatan resmi dari dinasti Tang,(618-905 M), dan catatan serupa itupun di jumpai di dalam Brief Study of the Introduction of Islam to China karya Chen Yuen, menyatakan bahwasanya hal tersebut terjadi pada tahun ke-2 dari pemerintahan, Kaisar Yung-Wei, yakni sekitar tahun 30 H atau 651 M.
Dinasti Tang di Tiongkok di bangun oleh Li-Yuan, yang dipanggil dengan sebutan Kaisar Tai Tsu (618-626 M), digantikan puteranya Li Shih Min yang dipanggil dengan sebutan Kaisar Tai Tsung (629-649 M), masa perkembangan kebudayaan, kesusasteraan dan kesenian di Tiongkok. Pada masa pemerintahan Kaisar inilah Nabi Besar Muhammad (570-632 M) Mengucapkan sabda yang terkenal berbunyi: “Tuntutlah ilmu itu walaupun ke Tiongkok (Cina),” Yakni, “Uthlubul-‘ilma wa-lau bil-Shini.” Meskipun Sanad hadis ini tidak begitu kuat, namun bukan mustahil bahwa Nabi Muhammad mengenal negeri Cina, mengingat hubungan perdagangan antara Arab dan Cina telah lama terjalin sebelum beliau lahir. Melalui Arab-lah; Syria dan kota-kota pelabuhan di Laut Tengah menerima hasil-hasil bumi negeri-negeri Timur. Pada Abad ke-6 perdagangan antara Arab dan Cina Sangat berkembang melalui Ceylom dan pada Awal Abad ke-7 perdagangan segitiga antara Cina, Arab dan Persia semakin berkembang lagi, kota Siraf di teluk Persia merupakan pasar bursa bagi para pedagangan Cina. Pada periode inilah diawalinya kekuasaan dinasti Tang di Cina (618-907) yang pertama kali nama Arab disebut-sebut dalam tarikh Cina.
Para sejarawan tidak sependapat mengenai kapan agama Islam masuk ke Cina. Tidak dijumpai catatan tentang peristiwa ini dalam sejarah Arab, sedang dalam kitab-kitab sejarah Cina hanya disebutkan dengan singkat. Catatan kuno wangsa T’ang, mengatakan bahwa dalam tahun kedua setelah Yung-Wei memegang pemerintahan (651 M) suatu utusan dari tanah Arab datang menghadap ke istana kaisar dan mempersembahkan hadiah-hadiah. Utusan tersebut memaklumkan bahwa negaranya telah berdiri tiga puluh satu tahun sebelumnya, yang berarti bahwa mereka mencapai istana Tang dalam masa khalifah Utsman. Menurut anggapan kaum muslim di Cina, kedatangan utusan tadi adalah pertama kalinya Islam masuk ke Cina. Pemimpin utusan ialah Said bin Abi Waqqas, salah seorang sahabat Rosullullah yang ternama. Rombongannya terdiri dari lima belas orang. Mereka berlayar melalui samudra India dan Laut Cina menuju pelabuhan Kwangcou di C’ang-an, tempat mereka mengadakan kunjungan kehormatan pada Kaisar.
Pendapat kedua datang dari Ibrahim Tien Ying Ma, berpendapat bahwasannya agama Islam masuk ke wilayah Cina pada masa Rasulullah Saw, Yakni sekitar tahun 618 M. persentuhan yang pertama dibawa oleh sahabat dari Rasulullah Saw, yakni Sa’ad bin Lubaid. Sa’ad bin Lubaid mempunyai darah petualang. pada saat hijrah ke Ethiopia Sa’ad bin Lubaid tidak serasi dengan kehidupan di Ethiopia, lalu beliau bertekad untuk berlayar dengan menumpang sebuah kapal pedagang dari Persia yang akhirnya berlabuh di bandar Kwangchow (Kanton), dengan harapan beroleh kehidupan yang lebih serasi pada suatu tempat perantauan tersebut. pendapat itu di perkuat dengan adanya masjid Kwang Tah Se (masjid Menara cemerlang) di Kanton dan masjid Chee Linsee (masjid tanduk satu) yang didirikan oleh Sa’ad bin Lubaid dan yusuf.
Pendapat Selanjutnya datang dari orang-orang Muslim Tiongkok dan ahli-ahli sejarah Tiongkok yang berpendapat bahwa ketidak cocokan yang nampak itu akan hilang apabila perbedaan antara penanggalan Cina dan hijriah, kira-kira tiga tahun dalam satu abad diperhitungkan. Akan tetapi sarjana –sarjana Muslim sependapat tentang kebenaran kunjungan Sa’ad dan mengenai pembangunan masjid Kanton. Prof. Chin Yuan seorang China ahli sejarah yang terkenal pada pertengahn abad, menjelaskan bahwa orang-orang Islam mengirimkan utusan-utusan mereka ke Tiongkok dalam tahun 601 M.
Pada masa-masa pemulaan dinasti Tang (618-905 M) orang-orang Arab itu di dalam catatan resmi dipanggil dengan “ Orang Arab”, bukan “Tashih”. Tetapi pada masa dinasti Sung (960-1279 M) dan dinasti Yuan (1279-1368 M) barulah dijumpai sebutan tashih, dan sesekali sebutan Semu.
Sebutan Tashih itu sebetulnya panggilan orang Parsi terhadap orang Arab sewaktu berlangsung penaklukan imperium Parsi itu oleh pasukan-pasukan Arab Muslim. Perubahan ejaan Tashih itu di dalam bahasa Tionghoa menjadi Ta Shen.
Setelah menanyakan segala sesuatu mengenai agama yang dibawa Muhammad, Kaisar menyatakan simpati terhadap agama baru itu yang beliau anggap sesuai dengan ajaran-ajaran Kong Hu Cu (Confucius) akan tetapi sembayang lima kali sehari dan puasa sebulan lamanya oleh Kaisar dianggap terlalu berat dan beliau pun tidak masuk Islam. Namun demikian Said dan para pengikutnya memperoleh kebebasan untuk mempropagandakan kepercayaan mereka dan Kaisar menyatakan hormat beliau terhadap agama Islam dengan memerintahkan didirikannya masjid yang pertama di C’ang-an, suatu kejadian yang penting sekali dalam sejarah Islam. Sampai sekarang masjid tersebut masih berdiri dalam keadaan baik di C’ang-an, setelah sepanjang abad mengalami perbaikkan dan perombakan.
Menurut pendapat lain, perkembangan Islam di Tiongkok yang diungkapkan oleh Sulaiman dan Abu Zaid Hasan Sirafi, orang-orang Arab dengan orang-orang Tiongkok telah melakukan kontak perdagangan pada abad ke 8 M dan 9 M. Garis sepanjang perjalanan perdagangan ke Cina telah mendapat pengaruh Islam, oleh karena pelaut-pelaut dan pengawal-pengawal khalifah Arab juga turut aktif menyiarkan panggilan agama Islam di sepanjang Pantai Pasifik. Di Kanton, Tiongkok Selatan, terdapat beberapa ribu orang Muslim dan beberapa masjid tua yang besar. Wilayah Yunnan, di lembah Sin Kiang, yaitu jalan menghubungkan Birma dengan India, merupakan suatu markas penting bagi kaum Muslim, demikian pula di Tiongkok Utara.
Awal Penyebaran Islam di Cina
Islam mempunyai dua saluran penting dalam Saluran penyebaran Islam Yakni kontak perdagangan dan perkawinan atau dikenal dengan asimiliasi budaya. Aktivitas saudagar terbagi menjadi dua jalur perdagangan yaitu jalur darat dan jalur laut. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai kedua jalur perdagangan tersebut.
Jalur Laut
Dalam masa setengah abad, yaitu antara tahun 31 dan 184 H (651-800 M), sejumlah besar pedagang Cina dan Parsi datang mengunjungi Cina melalui jalur lautan.
Pengunjung-pengunjung Muslimin yang pertama ke daratan Cina datang melalui lautan, dengan mengikuti jejak Said dan rombongannya yang telah lebih dahulu datang menyiarkan agama Islam, sehingga dengan demikan telah meletakkan batu pertama bagi berkembangnya agama Islam di Cina. Banyak orang Arab dan Parsi datang ke Cina untuk urusan dagang dan menyiarkan agama, baik pada masa Bani Umaiah maupun pada masa Bani Abbasiah. Orang-orang Arab yang datang pada masa Bani Umaiah terkenal di Cina dengan julukan Tashih Berjubah Putih. dan ketika hubungan antara cina dan Islam semakin maju dalam masa Bani Abbasiah, mereka terkenal sebagai Tashih Berjubah Hitam.
Ibrahim Tien Ying Ma dalam bukunya beranggapan bahwa, para pedagang arab melintasi pesisir india dan pesisir Asia Tenggara menuruti Musim Angin. Sebagian di antaranya tinggal dan menetap pada bandar-bandar dagang pada pesisir yang dilintasi itu.bisa jadi mereka menetap dan tinggal di pesisir Champa dan Vietnam yaitu sebagai transit ke Tiongkok.
Di antara jalan darat dan jalan laut, maka lalulintas dagang melalui jalan laut itu lebih banyak dipergunakan pada masa dinasti Tang dan dinasti Sung.
Jalan Darat
Jalur Darat atau yang lebih dikenal dengan sebutan, Jalur sutera (silk road). Merupakan suatu jalur perdagangan yang tertua dan terkenal, yang telah menghubungkan antara wilayah Cina, Asia Tengah dan Asia Barat. Jalur Sutera menjadi terkenal melalui pertukaran perdagangan dan kebudayaan. Penduduk Persia dan Asia tengah adalah mayoritas memeluk Islam, salah satunya hal ini dikarenakan pengaruh Islam melalui jalur Sutera telah dikekalkan sehingga ke bagian Barat Laut Cina.
Kesimpulan
Perkembangan Islam pada awal tahun 618-709 M di Cina sangat di terima dengan jalan damai, bukan dengan jalan peperangan. Banyak pendapat para ahli mengatakan bahwa yang pertama kali menyiarkan agama islam adalah Said bin Abi Waqqas ia adalah 10 sahabat Rasulullah yang di jamin masuk surga. Bukti dari peninggal said adalah masjid pertama yang berada di Kanton yang sampai sekarang masih tetap berdiri kokoh setelah sepanjang abad mengalami perbaikan dan perombakan. Dan pendapat lain juga menyatakan bahwa di zaman era Rasullullah sudah ada yang menyebarkan agama Islam ke Cina, yakni Saad bin Lubaid dan Yusuf. Yang pada saat hijrah sa’ad bin Lubaid menumpang sebuah kapal yang mengarah ke Cina. Pendapat tersebut di perkuat dengan adanya dua masjid yaitu Kwang Tah Se dan Chee Linsee di Kanton.
Penyebaran Agama Islam tersebut tidak luput dari saluran perdagangan,Pernikahan yang menjadi titik utama untuk penyiarkan agama Islam di Cina. Penyebaran itu dilakukan dengan Jalur darat dan Jalur laut, sebelum masuknya Islam di Cina, sistem perdagang dari Arab ke Cina sudah Ada sejak zaman Rasullulah, dan berkembang pada tahun 618 dengan memakai jalur Laut, dari itulah di zaman dinasti Tang dari tahun 618-907 M banyak para pedagang Arab masuk ke cina dengan memakai jalur Laut yang disebut dengan jalur laut (Lada)
Komentar
Posting Komentar