Arkeologis Komplek Makam Susuhunan Sultan Abdurrahman Khalifat al-Mukminin Sayidil Iman

LAPORAN PENELITIAN
Arkeologis Komplek Makam Susuhunan Sultan Abdurrahman Khalifat al-Mukminin Sayidil Iman (Candi Welan) Palembang

Pendahuluan
Latar Belakang
     Palembang sebagai tempat bernaungnya kerajaan Sriwijaya tentu menyimpan banyak peninggalan budaya dan sejarah, seperti halnya makam susuhunan sultan Abdurrahman, yaitu sebuah makam yang terdiri dari makam raja dan pengikutnya serta ada makam umum di luar dari daerah makam tersebut, makam tersebut di beri nama makam candi welan. Kenapa bisa di namakan makam candi welan? Karena desain kubah tempat sang pangeran di makamkan berbentuk candi dan menjadi tempat favorit belalang hinggap. Sehingga dinamakanlah candi welan, welan yang berasal dari kata bahasa jawa yang berarti belalang.
     Sejarah candi welan adalah makam tokoh-tokoh Kasultanan Palembang Darussalam. Tokoh utama yang berada pada makam tersebut adalah sultan pertama Kasultanan Palembang yaitu Susuhunan Abdurrahman. Penguasa-penguasa wilayah Palembang sebelum Beliau masih berada pada hegemoni kekuasaan Mataram Islam di Jawa. Di bawah kekuasaan Susuhunan Abdurrahman mendeklarasikan Kasultanan Palembang Darussalam dengan memisahkan diri dari hegemoni kekuasaan kerajaan Mataram Islam.
Oleh karena itu kami sebagai mahasiswa sejarah membuat sebuah laporan penelitian di sebagian makam yang ada di makam candi welan yaitu berada pada jalan jend.Sudirman di belakang pasar cinde.

Rumusan Masalah
Bagaimana denah tata letak makam dan ukuran masing-masing makam?
Bagaimana ragam hias pada jirat pemakaman tersebut?
Bagaimana tipologi nisan makam tersebut?

Tujuan Penelitian
     Untuk mengetahui bagaimana posisi dan denah letak makam dan pada ukuran masing-masing makam, kemudian mengetahui ragam hias pada jirat pemakaman tersebut serta mengetahui tipologi nisan makam.

Manfaat Penelitian
     Untuk menambah pemahaman mengenai jenis dan ukuran makam yang berada di area makam sultan susuhunan Abdurrahman dengan bentuk nisan dan ragam hias jirat makam. Kemudian untuk memberikan manfaat kepada para mahasiswa agar lebih mudah memahami pemakaman berada di makam candi welan, serta menjadikan sebagai pengenalan objek wisata dan edukasi secara baik bagi mahasiswa dan masyarakat.

Prosedur Penelitian
Jenis dan Pendekatan Penelitian
    Jenis penelitian yang kami lakukan adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan pengumpulan data secara survey lokasi. Pengukuran terhadap rumah pemakaman dan mengukur makam yang ada di lokasi komplek tersebut, baik secara tampak depan, belakang dan samping. Kemudian mengidentifikasi jenis nisan dan ragam hias jirat melihat inkripsi dari makam tersebut (apabila ada).

Alat dan Bahan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan alat, meteran, mistar, papan alas tulis, pensil, pena, penghapus, buku milimeter blok, kamera dan sarana alat pendukung lainnya.
Waktu dan Tempat Penelitiam
Penelitiam ini di lakukan pada :
Hari/Tanggal     : Minggu, 28 Mei 2016
Pukul         : 09.00-Selesai
Tempat    : di jalan Candi Welan kelurahan 22 Ilir, Kecamatan Ilir Barat1    Kota Palembang, “belakang pasar cinde”

Populasi dan Sampel
Populasi
Komplek sebelah timur Makam Sultan Mahmud Bahaudin.

Sampel
Susuhunan Sultan Abdurrahman Khalifat al-Mukminin Sayidil Iman.

Teknik Pengumpulan data
    Melakukan survey dan mengukur setiap makam di komplek tersebut. Melakukan pendataan terhadap bentuk nisan dan variasi dari makam.

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Deskripsi Denah Makam
     Berdasarkan Penelitian yang dilakukan di Pemakaman yang berada di Makam candi welan bertempat di belakang pasar cinde yaitu makan nya yang terdiri atas delapan makam yang berada didalam dan diluar adalah makam umum masyarakat sekitar. Pada bagian depan kompleks makam candi Welan terdapat pintu berupa gapura. Bangunan candi Welan terdiri dari cungkup utama yang merupakan bangunan baru dan dikelilingi pagar. Bangunan cungkup merupakan bangunan permanen yang dibangun di atas pondasi batu dan semen. Bangunan cungkup utama berbentuk mirip pendopo ditopang dengan tiang-tiang semen dan kayu serta memiliki atap berbentuk limas. akan tetapi Bagunan asli kubah tempat sang pangeran di makamkan sudah banyak berubah dari awal dibangun.
     Semua bagian terbuat dari kayu tembesu dan di ukir dengan sayatan ukiran asli Palembang. Tapi sekarang bagunan tersebut sudah rapuh, beberapa platfon atas sudah banyak berlubang dan patah oleh sebab itu banyak terjadinya perubahan dari plafon makam, dan untuk sekarang ini sedang dilakukan beberapa renovasi baik di luar komplek ataupun di atap dari plafon makam raja tersebut. Untuk kondisi jirat dan nisan  memiliki ukuran yang sama dan bentuk jirat yang sama, akan tetapi untuk nisan yang berbeda dan semuanya masih tergolong asli. Di makam candi welan ini terdapat 8 makam yang berada di tengah komplek pemakaman raja tersebut, 4 makam terletak di area komplek makam raja, sedangkan 4 makam lainnya berada di pertengahan komplek makam raja yang di hiasi dengan pagar-pagar kayu. Tokoh-tokoh yang dimakamkan pada cungkup utama antara lain adalah Susuhunan Abdurrahman berada di tengah, Permaisuri Susuhunan Abdurrahman berada di kanan raja, Said Mustofa Al-Idrus sebagai imam kerajaan dan guru besar dari susuhunan berada di kiri raja, sedangkan untuk Putra-putra dari Susuhunan dan Tuntidja Panglima Raden Kelip berada di sekitar dari raja tersebut.

Deskripsi Ragam Hias pada Jirat Makam
Bentuk         : modern
Ukuran        : 249 cm
Bahan          : Semen dan Keramik

Deskripsi Tipologi nisan makam
Tipologi makam    : Motif flora, nisan pada makam memiliki bentuk tipe nisan Demak Troloyo. Di sekililing nisan dihiasi motif sulur-suluran yang raya dan di tengahnya terdapat hiasan medalion mirip surya majapahit.
Ukuran                   : ...
Bahan                     : cungkup utama terbuat batu andesit

Penutup
Simpulan
    Dengan demikian dari penelitian yang telah dilakukan di Pemakaman Candi Welan  , memiliki kesamaan ukuran makam dan bentuk jirat akan tetapi bentuk nisan yang berbeda, kemudian  masuk ke dalam komplek terdapat tempat yang seperti pondok dan bercirikan khas limas akan tetapi untuk pondokan tersebut sudah tidak terawat; makam tersebut merupakan makam dari raja, istri, guru, dan panglima beserta istri-istri mereka, makam tersebut berjumlah delapan makam. Untuk yang berada diluar ruangan ada 5 makam dan yang berada di dalam ada 3 makam yaitu raja, guru dari raja, dan istri/selirnya. Pemakaman tersebut merupakan pemakaman yang tergolong dalam kategori modern yang menggunakan keramik pada jirat dan nisan tetap tidak di ubah dan masih tergolong asli yaitu Demak troloyo.

Lampiran
 
 
 




 




   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Historiografi

Makalah Masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib

Perkembangan Kebudayaan Islam di Pakistan