Islam di Cina pada masa Dinasti Sung dan Dinasti Yuan
Islam di Cina pada masa Dinasti Sung dan Dinasti Yuan
Disusun oleh Kelompok 2
Ariansyah (14420011)
Fitri Purnamasari (14420029)
Disusun oleh Kelompok 2
Ariansyah (14420011)
Fitri Purnamasari (14420029)
PENDAHULUAN
Tidak banyak orang mengetahui keadaan perihal umat Islam di negeri Tiongkok atau saat ini di kenal dengan nama Cina. Cina merupakan salah satu peradaban tertua di dunia, ironis memang ketika umat Islam di dunia kurang memperhatikan perihal perkembangan kehidupan umat Islam di negeri tirai bambu ini.
Peristiwa awal masuknya Islam di wilayah Cina masih terdapat perbedaan terdapat masih di kalangan sejarawan. Sebagian besar sarjana berpendapat bahwa agama Islam masuk ke daratan Cina pada pertengahan abad ke-7 M yang bertepatan pada masa kepemimpinan Utsman Ibn Affan (Khalifah ketiga). Utsman Ibn Affan mengirimkan utusannya yakni Saad Ibn abu Waqqas ke Cina pada tahun 651 M untuk menghadap Kaisar Yong Hui di kota ibu kota Chang, dengan tujuan untuk memberikan teguran kepada kaisar agar tidak turut campur dalam masalah perperangan antara pasukan Islam dan Persia. Pada saat itu Dinasti Tang yang berkuasa atas negeri Cina 618-905 M. Peristiwa ini di perkuat dengan adanya fakta yang berupa naska annals pada masa Dinasti Tang. Di antara sarjana yang berpendapat masuknya islam di cina pada masa utsman ibn affan antara lain adalah Kong Yuan Zhi, Sachiko Murata dan Marshall Bromhall.
Perkembangan Islam di Cina dapat dikatakan memiliki sejarah dan periodisasi yang panjang. Hal ini dapat dilihat dengan silih bergantinya kekuasaan-kekuasaan di Cina, dimulai dari Dinasti Tang, Sung, Yuan, Ming dan Ch’ing. dalam pembahasan kali ini akan membahas tentang masuknya Islam di Cina pada masa Dinasti Sung dan Dinasti Yuan. Setelah Dinasti Tang tumbang, maka terjadilah perebutan kekuasaan yang silih berganti antara lima Dinasti antara lain Dinasti Liang, Tang, Tsin, Han, dan Chow. Hal tersebut diperparah lagi ketika terjadi peristiwa pembunuhan para pedagang Arab pada masa akhir Dinasti Tang dan secara spontanitas para pedagang Arab muslim lari meninggalkan Cina dikarenakan tidak adanya jaminan keamanan bagi para pedagang Arab.
Kaisar Tai Tsu (960-970 M) berhasil membangun kekaisaran Dinasti Sung (960-1279 M), dan dapat mengontrol keamanan di Cina. Maka tindakan Kaisar selanjutnya adalah berusaha memulihkan perekonomian dengan berusaha mendirikan fasilitas dan jaminan keamanan. Dan usaha tersebut membuahkan hasil, para pedagang dari Arab dan Persia kembali meramaikan aktivitas-aktivitas perdagangan di bandar-bandar tersebut yang sebelumnya sempat terhenti.
Setelah runtuhnya kekuasaan Dinasti Sung (960-1260 M), atas invasi bangsa Mongol yang saat itu dipimpin oleh Jengis Khan. Maka untuk pertama kalinya lah, Bangsa Han dijajah dan diperintah oleh bangsa asing. Migrasi umat Islam ke wilayah Cina terjadi dengan pesat, umat Islam secara berangsur-angsur tersebar disana-sini dan membanjiri pedalaman Cina. Hal ini tidak pernah terjadi pada masa sebelumnya dan pada masa ini pula Bangsa Arab lebih dikenal dengan sebutan Hui-Hui.
PEMBAHASAN
Kedatangan Islam ke Cina
Hubungan perdagangan antara Arab dan Cina telah lama sebelum Islam diajarkan di Cina. Hubungan antara orang-orang Arab dan Cina telah ada semenjak kekuasaan Dinasti Sui. Dari Bagdad dan daerah-daerah lainnya mereka membawa mutiara, batu-batu ambar dan lain-lain barang berharga dan dari negerinya mereka mmembawa sutera, minyak wangi dan barang lain-lainnya yang berguna.
Menurut pendapat orang terdahulu, orang muslim pertama yang datang ke Cina ialah dalam zaman pemerintahan Tai Tsung (627-650), kaisar kedua dari Dinasti Tang. Jumlah mereka ada empat orang, seorang berkedudukan di Kanton, yang kedua dikota Yang Chow, yang ketiga dan yang keempat berdiam di kota Chuang Chow. Orang yang mula-mula mengajarkan Islam ialah Saad bin Abi Waqqas yang meletakkkan batu-batu pertama masjid Kanton yang terkenal sekarang sebagai Wai-Shin-zi, yaitu masjid untuk kenang-kenangan kepada Nabi. Dalam bukunya, Chee Chea Sheehuzoo (Kehidupan Nabi), seorang penulis Muslim abad ke-18 Lui Tshich, menulis : “Ketika Saad bin Abi Waqqas kembali ke Arabia setelah lama berdiam di Kanton, Khalifah Usman mengirimnya kembali sebagai utusannya kepada Kaisar Tiongkok. Akan tetapi ia sendiri tak sempat mengunjungi tanah Arab untuk kedua kalinya dan meninggal di Kanton, diduga bahwa ia dikuburkan dikuburan tua di Kanton”.
Pusat penyiaran agama Islam lainnya ialah Chuang Chow dan seorang muslim bernama Haji Jin Ha diangkat sebagai duta besar untuk negara-negara barat dalam pemerintahan Jin-chu, kaisar ketiga dalam dinasti Ming. Suatu kejadian penting dalam pertumbuhan Islam di Tiongkok ialah pemberontakan Jendral An Lu-shan terhadap Kaisar Hsuan Tsung. An Lu-shan berkhianat kepada kaisar dan memberontak kepadanya di tahun 755. Kaisar diusir dari ibu kotanya dan digantikan oleh puteranya, Su Tsung (756-763). Su Tsung meminta bantuan militer kepada Abu Djafar, yang membantunya dengan kontingen yang berjumlah 10.000 orang yang kebanyakan berasal dari garnizun-garnizun yang ditempatkan diperbatasan Turkistan. Tentara muslim ini mengusir pemberontak dan Su Tsung sampai ia mengadakan pesta raja untuk tentara di istananya sebagai tamu istimewa, juga mereka dianjurkan untuk kawin dengan wanita-wanita Cina dan menetap di ibu kota.
Ada juga kejadian-kejadian lain yang membawa Islam ke Cina, menurut sebuah riwayat beribu-ribu orang Islam melakukan imigrasi dari seberang perbatasan barat Cina pada waktu oemerntahan Kaisar Chung (841-847) dan memohon untuk dijadikan warga Cina. Kaisar mengizinkan mereka untuk berdiam didaerah Kansu dan Shensi, mereka juga diperkenankan kawin dengan wanita-wanita Cina dan bebas untuk memilih pekerjaannya. Dalam abad-abad berikutnya pengaruh kebudayaan Cina menjadikan mereka seperti kebanyakan saudara-saudara kaum muslimin dibagian lain Tiongkok.
Dinasti Sung (960-1279)
Dinasti Sung adalah salah satu Dinasti yang memerintah di Tiongkok antara tahun 960 sampai tahun 1279 sebelum Tiongkok diinvasi oleh bangsa Mongol. Dinasti ini menggantikan periode lima dinasti dan sepuluh negara dan setelah kejatuhannya digantikan oleh Dinasti Yuan. Dinasti ini merupakan pemerintahan pertama di dunia yang mencetak uang kertas dan merupakan Dinasti Tiongkok pertama yang mendirikan angkatan laut. Dalam periode pemerintahan dinasti ini pula, untuk pertama kalinya bubuk mesiu digunakan dalam peperangan dan kompas digunakan untuk menentukan arah utara.
Pendiri Dinasti Sung adalah Chao Kuang Yin, dengan gelar Sung T’ai Tsu Dinasti ini kerap kali mendapat gangguan dari bangsa-bangsa di perbatasan, seperti bangsa K’itan (di sebelah utara), bangsa Jurchen (di Manchuria) dan bangsa Mongol (di Mongolia). Karena gangguan-gangguan inilah maka Dinasti Sung terpecah menjadi dua bagian, yakni : Sung Utara (960-1127 M) dengan Pien atau K’aifeng sebagai inu kotanya dan Sung Selatan (1127-1279 M) dengan Nanking sebagai ibu kotanya.
Adapun Islam di bawah Dinasti Sung, dalam catatan Dinasti Sung kira-kira dua puluh kedutaan besar dari Arabia berada di Tiongkok, termasuk di antaranya pada dinasti Liao yang memerintah di sebelah utara. Salah seorang duta besar Arab ini memperoleh pasangan seorang putri Liao untuk putra Tuannya. Selama pemerintahan Tai Chong, kaisar kedua dari Dinasti Sung, Baghra Khan seorang penguasa muslim dari Kashgharia menyerbu Tiongkok dan menduduki Singkiang. Dalam tahun 1068, Safar Khan penguasa dari Bochara datang ke ibu kota Tiongkok dan bertemu dengan Kaisar. Zing Chong, kaisar keempat dari Dinasti Sung menyambutnya secara besar-besaran dan mengadakan hubungan timbal balik yang baik. Dalam hubungan yang lebih luas lagi, membantu mempererat hubungan antara Tiongkok dan kaum muslimin. Di antara kedua putra Safar Khan dijadikan Gubernur Shantung dan yang lain diberikan gelar yang tinggi yaitu “Orang yang diberkahi dan Suci”, Shams Shah seorang cucu Safar Khan mendapat gelar “Pelindung kaum Tartar”, putera Shams Shah yang bernama Kamaluddin diangkat sebagai Panglima tentara Tiongkok oleh Kaisar Sung yang kesepuluh, putera Kamaluddin yaitu Mahmud diangkat sebagai Gubernur Provinsi Yunnan. Kemudian diangkat sebagai Gubernur Han Yuan, provinsi yang jauh lebih penting pada waktu itu dari pada Yunnan.
Beberapa puluh tahun kemudian, anak-anak dan cucu-cucu Mahmud mendapat gelar-gelar tinggi dan salah satu diantaranya diangkat sebagai Gubernur Yunnan. Keluarga Mahmud memperoleh kehormatan besar dari Dinasti Sung dalam generasi-generasi mendatang. Mei Yuang Tsang (Mi Fei) 1051-1107, seorang seniman muslim terkenal yang mula-mula hidup di Shansi dan kemudian pindah ke Hupeh. Ia berasal dari keluarga prajurit yang besar dan ia sendiri pernah mengabdikan diri sebagai prajurit untuk jangka yang cukup lama, ia menulis sebuah buku penting mengenai ilmu menggambar dan diangkat sebagai Sekretaris Dewan Peribadatan. Adapun seorang muslim yang lainnya yang juga berpengaruh membina kerajaan sebelum Kubilai Khan yaitu Bahauddin yang hidup sebagai orang suci di kota Yongchu.
Perlakuan yang baik terhadap kaum muslimin oleh Dinasti Sung mendorong beribu-ribu kaum muslimin di daerah itu segera berkumpul menuju perbatasan barat Tiongkok datang ke ibu kota dan mempergunakan kesempatan yang terbuka untuk masuk tentara dan lapangan administrasi pemerintahan. Kondisi umat Islam pada masa Dinasti Sung dapat dikatakan berada dalam masa yang damai dan tentram. Selain itu hubungan diplomatik antara Kekhalifahan Islam dan Kekaisaran Cina terus digalakan, dan pada masa ini umat Islam mulai masuk kedalam sirkulasi pemerintahan Kekaisaran Cina. Dengan demikian sejak 1279 M seluruh Cina jatuh ke tangan bangsa Mongol dan mulailah babak baru dalam sejarah Cina yakni Cina dibawah kekuasaan bangsa asing yaitu Mongol.
Dinasti Yuan (1260-1368)
Pendiri Dinasti Yuan adalah Kubilai Khan, dengan gelar Yuan Shi Chou (1260-1293 M). Setelah Dinasti Sung runtuh maka bangsa Mongol di bawah pimpinan Kubilai Khan berhasil menguasai seluruh Cina. Di bawah bangsa Mongol, Cina menjadi suatu imperium yang terluas di dunia pada masa itu.
Dinasti Yuan berkuasa dari 1260 M sampai dengan 1368 M, dan merupakan suatu masa yang cukup lama untuk dapat membentuk suatu imperium yang besar. Masa pemerintahan Kubilai Khan merupakan puncak kekuasaan Dinasti Yuan, sebab setelah ia meninggal, kekuasaan bangsa Mongol mengalami kemunduran dan akhirnya hancur.
Dinasti Yuan memiliki peran besar di dalam perkembangan umat Islam di Cina, pada zaman inilah terjadi peralihan atau migrasi umat Islam secara besar-besaran ke pedalaman Cina. Sebagian besar dari tentara Mongol terdiri dari umat Muslim dari suku Dongha, hampir dari semua jendral dan pengganti Ughdai Khan adalah orang-orang Islam. Kondisi umat Islam pada masa Dinasti Yuan sangat dihormati, dan menduduki jabatan strategis di dalam pemerintahan Kekaisaran Mongol.
Jika kita amati secara seksama, mengapa pada masa Yuan umat Islam memiliki peranan didalam pemerintahan Mongol. Secara teoritis, hal ini dikarenakan bangsa Mongol merupakan bangsa penjajah yang menguasai Cina dan dapat dikelompokkan sebagai kelompok minoritas. Maka salah satu strategi politiknya adalah menggandeng umat Islam sebagai kelompok minoritas di Cina, untuk turut andil didalam pemerintahan Dinasti Yuan. Disamping itu, bangsa Mongol pernah menaklukkan Dinasti Abbasiyah di Baghdad dan memanfaatkan intelektual-intelektual Muslim yang ahli di dalam bidang pemerintahan dan administrasi untuk ditempatkan di Cina.
Sebagaimana kita ketahui bangsa Mongol adalah bangsa yang nomaden, tidak memiliki peradaban dan kurang memiliki keahlian didalam bidang administrasi pemerintahan maka merupakan suatu hal yang rasional ketika bangsa Mongol menggandeng umat Islam sebagai kelompok minoritas untuk masuk ke dalam struktur pemerintahan Dinasti Yuan.
Pada masa Dinasti Yuan inilah, umat Islam menduduki jabatan menteri dan gubernur. Salah satunya tokoh muslim yang terkemuka pada masa ini antara lain, Syed Adjal Syamsuddin Umar atau yang lebih dikenal sebagai Sai Tien Encih, atas jasa beliaulah Islam dapat berkembang dan tersebar di Yunan. Selain itu seorang tokoh muslim Ahmad Khan diangkat menjadi menteri utama, Ahmad Fanatik diangkat sebagai menteri keuangan. Pada tahun 1312 M, Kaisar Shui Chong mengangkat Hasan sebagai menteri kanan yang dianggap lebih penting dari menteri kiri. Bukan hanya hal itu saja umat Islam memiliki kontribusi di segala aspek pada masa Dinasti Yuan. Dalam bidang Astronomi, seorang tokoh muslim Djamal Addin membangun suatu observatorium yang berpusat di kota terlarang (Peking).
Untuk pertama kalinya di bidang militer atas jasa Ismail dan Alauddin, umat Islam berhasil menciptakan meriam yang digunakan dalam peperangan, selain itu meriam tersebut lebih dikenal dengan sebutan Hui-Hui Canon. Pada masa inilah, Ibn Batutah seorang musafir muslim pada abad ke-14 pernah berkunjung ke Cina. Beliau mendeskripsikan bahwasannya, umat Islam telah tersebar disetiap sudut penjuru Cina, serta menempati posisi strategis di dalam pemerintahan. Beliau memuji negeri Cina sebagai negeri yang luas dan makmur “Cina adalah negeri yang paling aman dan paling sesuai di dunia bagi para musafir”.
Perlu dicatat pula bahwa Kubilai Khan merupakan seorang imperialis, tetapi sayang bahwa dalam melaksanakan politik luar negerinya ia mengalami kegagalan. Kubilai Khan bukan seorang negarawan, akan tetapi hanyalah seorang imperialis tanpa perhitungan strategi yang matang.
Pada 1294 M, Kubilai Khan meninggal dunia. Sesudah itu tidak ada lagi Kaisar-kaisar Mongol yang kuat. Oleh karena itu kekuasaan bangsa Mongol terus mengalami kemunduran dan banyak daerah-daerah kekuasaannya yang melepaskan diri. Kaisar terakhir dari Dinasti Yuan ialah Shun Ti atau Tohan Timur (1333-1368). Kaisar ini sangat lemah, sehingga kekuasaannya makin merosot.
Dalam situasi yang demikian muncul lah suatu pemberontakan besar dibawah pimpinan Jenderal Chung Yuan Chang pada 1356 M, yang kemudian berhasil menguasai Nanking, disusul daerah-daerah selatan jatuh ketangannya. Selanjutnya pada 1368 M berhasil menghancurkan kekuasaan Dinasti Yuan di Peking, dengan berakhirnya Dinasti Yuan maka berdirilah Dinasti baru yakni Dinasti Ming.
PENUTUP
Peristiwa awal masuknya Islam di wilayah Cina masih terdapat perbedaan terdapat masih di kalangan sejarawan. Sebagian besar sarjana berpendapat bahwa agama Islam masuk ke daratan Cina pada pertengahan abad ke-7 M yang bertepatan pada masa kepemimpinan Utsman Ibn Affan (Khalifah ketiga). Utsman Ibn Affan mengirimkan utusannya yakni Saad Ibn abu Waqqas ke Cina pada tahun 651 M untuk menghadap Kaisar Yong Hui di kota ibu kota Chang, dengan tujuan untuk memberikan teguran kepada kaisar agar tidak turut campur dalam masalah perperangan antara pasukan Islam dan Persia. Pada saat itu Dinasti Tang yang berkuasa atas negeri Cina 618-905 M. Peristiwa ini di perkuat dengan adanya fakta yang berupa naska annals pada masa Dinasti Tang. Di antara sarjana yang berpendapat masuknya islam di cina pada masa utsman ibn affan antara lain adalah Kong Yuan Zhi, Sachiko Murata dan Marshall Bromhall.
Hubungan perdagangan antara Arab dan Cina telah lama sebelum Islam diajarkan di Cina. Hubungan antara orang-orang Arab dan Cina telah ada semenjak kekuasaan Dinasti Sui. Dari Bagdad dan daerah-daerah lainnya mereka membawa mutiara, batu-batu ambar dan lain-lain barang berharga dan dari negerinya mereka mmembawa sutera, minyak wangi dan barang lain-lainnya yang berguna.
Dinasti Sung adalah salah satu Dinasti yang memerintah di Tiongkok antara tahun 960 sampai tahun 1279 sebelum Tiongkok diinvasi oleh bangsa Mongol. Dinasti ini menggantikan periode lima dinasti dan sepuluh negara dan setelah kejatuhannya digantikan oleh Dinasti Yuan. Dinasti ini merupakan pemerintahan pertama di dunia yang mencetak uang kertas dan merupakan Dinasti Tiongkok pertama yang mendirikan angkatan laut. Dalam periode pemerintahan dinasti ini pula, untuk pertama kalinya bubuk mesiu digunakan dalam peperangan dan kompas digunakan untuk menentukan arah utara.
Kondisi umat Islam pada masa Dinasti Sung dapat dikatakan berada dalam masa yang damai dan tentram. Selain itu hubungan diplomatik antara Kekhalifahan Islam dan Kekaisaran Cina terus digalakan, dan pada masa ini umat Islam mulai masuk kedalam sirkulasi pemerintahan Kekaisaran Cina. Dengan demikian sejak 1279 M seluruh Cina jatuh ke tangan bangsa Mongol dan mulailah babak baru dalam sejarah Cina yakni Cina dibawah kekuasaan bangsa asing yaitu Mongol.
Pendiri Dinasti Yuan adalah Kubilai Khan, dengan gelar Yuan Shi Chou (1260-1293 M). Setelah Dinasti Sung runtuh maka bangsa Mongol di bawah pimpinan Kubilai Khan berhasil menguasai seluruh Cina. Dibawah bangsa Mongol, Cina menjadi suatu imperium yang terluas di dunia pada masa itu.
Dinasti Yuan berkuasa dari 1260 M sampai dengan 1368 M, dan merupakan suatu masa yang cukup lama untuk dapat membentuk suatu imperium yang besar. Masa pemerintahan Kubilai Khan merupakan puncak kekuasaan Dinasti Yuan, sebab setelah ia meninggal, kekuasaan bangsa Mongol mengalami kemunduran dan akhirnya hancur.
Kondisi umat Islam pada masa Dinasti Yuan sangat dihormati, dan menduduki jabatan strategis di dalam pemerintahan Kekaisaran Mongol. Jika kita amati secara seksama, mengapa pada masa Yuan umat Islam memiliki peranan didalam pemerintahan Mongol. Secara teoritis, hal ini dikarenakan bangsa Mongol merupakan bangsa penjajah yang menguasai Cina dan dapat dikelompokkan sebagai kelompok minoritas. Maka salah satu strategi politiknya adalah menggandeng umat Islam sebagai kelompok minoritas di Cina, untuk turut andil didalam pemerintahan Dinasti Yuan.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Leo. 2012. Sejarah Asia Timur 1. Yogyakarta: Ombak.
Irfani, Fahmi. “Perkembangan dan Peranan Umat Islam di Cina pada Kekaisaran
Dinasti Ming,” Skripsi. Artikel diakses pada 15 September 2016 dari
http:www.repository.uinjkt.ac.id?dspace/bitstream.
Khan, M. Rafiq. 1967. Islam di Tiongkok. Jakarta: Penerbit Tintamas.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Song.
Komentar
Posting Komentar